TUGAS RESUME
MANAJEMEN KEPERAWATAN
OLEH :
ANDY
TAKDIR
09.005.017
PROGRAM STUDY STRATA SATU (S1) KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES)
RUMAH SAKIT UMUM DAYA
MAKASSAR
2012
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN
1.
Definisi
Manajemen adalah
membuat pekerjaan selesai ( getting things done). ( WHO, 1999 ) Menejemen
adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, dan kemudian menyelesaikannya.
Dengan kata lain menejemen menentukan tujuan nya dahulu dengan pasti ( yakni
menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju ) dan kemudian mencapainya. (
WHO, 1999 )
Manajemen keperawatan
adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,
keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Fungsi utama menejemen : perencanaan, penerapan (
implementasi ) dan eveluasi. Perencanaan mencakup rincian kriterian evaluasi,
aturan, norma, yang akan dicapai dalam keputusan penerapan Dalam penerapan,
menejemen berkaitan dengan pencapaian dan kinerja. Pada tahap penerapan harus
diambil empat jenis utama keputusan. Keempat jenis keputusan pelaksanaan
tersebut berhubungan dengan : koordinasi kegiatan, penempatan orang, pengolahan
informasi. Evaluasi dipakai untuk keseluruhan proses pemeriksaan atau
pengukuran dan penilaian akhir dari nilai. ( WHO, 1999 )
2. Fungsi Manajemen Keperawatan
1)
Planning (perencanaan)
sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan
menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya, melalui
perencanaan yang akan daoat ditetapkan tugas- tugas staf. Dengan tugas ini
seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi dan evaluasi
serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas-
tugasnya
2)
Organizing (pengorganisasian)
adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber data yang
dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi.
3)
Actuating
(directing, commanding, coordinating) atau penggerakan adalah proses
memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal dan
melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki sesuai
dengan dukungan sumber daya yang tersedia.
4)
Controlling (pengawasan,
monitoring) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan
yang terjadi.
3. Lingkup Manajemen Keperawatan
Keperawatan merupakan disiplin praktis klinis. Manajer
keperawatan yang efektif seyogyanya memahami dan memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksana. Manajer keperawatan mengelola kegiatan keperawatan meliputi:
1)
Menetapkan penggunaan proses keperawatan
2)
Mengetahui intervensi keperawatan yang dilakukan
berdasarkan diagnose
3)
Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat
4)
Menerima akuntabilitas hasil kegiatan
keperawatan
Berdasarkan
gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
1)
Manajemen operasional (manajemen pelayanan
keperawatan)
2)
Pelayanan keperawatan di RS dikelola oleh bidang
perawatan yang terdiri dari 3 tingkatan manajerial yaitu:
-
Manajemen puncak (kabid keperawatan)
-
Manajemen menengah (kepala unit pelayanan atau
supervisor)
-
Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen
berhasil dalam kegiatannya. Faktor yang harus dimiliki manajeer adalah:
1)
Kemampuan menerapkan pengetahuan
2)
Ketrampilan kepemimpinan
3)
Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4)
Kemampuan menjalankan fungsi manajemen
5)
Manajemen asuhan keperawatan
6)
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu
proses keperawatan yang menggunakan konsep- konsep manajemen didalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
7)
Proses keperawatan adalah proses pemecahan
masalah yang menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat
yang dibutuhkan pasien.
8)
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses
keperawatan yang mengharuskan perawat menentukan setepat mungkin pengalaman
masa lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan
dimasa mendatang.
9)
Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data,
memvalidasi, menginterpretasikan informasi tentang pasien sebagai individu yang
unik.
10) Perencanaan
intervensi keperawatan dibuat setelah perawat mampu memformulasikan diagnosa
keperawatan
11) Pelaksanaan
merupakan penerapan rencana intervensi keperawatan merupakan langkah berikut
dalam proses keperawatan
12) Evaluasi
merupakan pertimbangan sistematis dari standart dan tujuan yang dipilih
sebelumnya dibandingkan dengan penerapan praktek yang aktual dan tingkat asuhan
yang diberikan.
Keempat
langkah dalam proses keperawatan ini berlangsung terus menerus dilakukan oleh
perawat melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh para manajer
keperawatan sebelumnya.
4. Prinsip Manajemen Keperawatan
a.
Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan
perencanaan, karena melalui fungsi perencanaan pimpinan dapat menurunkan resiko
kesalahan, memudahkan pemecahan masalah
b.
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui
penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai waktu yang telah ditentukan
c.
Manajemen keperawatan melibatkan para pengambil
keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi saat mengelola
kegiatan keperawatan memerlukan keterlibatan pengambil keputusan diberbagai
tingkat manajerial
d.
Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
merupakan fokus perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point
utama dari seluruh tujuan perawatan
e.
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen
keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan
f.
Divisi keperawatan yang baik dapat memotivasi
perawat untuk memperlihatkan penampilan kerja yang terbaik
g.
Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi
yang efektif
h.
Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan
sebagai upaya persiapan perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi
atau untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan perawat.
i.
Pengendalian merupakan elemen manajemen
keperawatan yang meliputi: penilaian pelaksanaan yang rencana yang telah
dibuat, pemberian instruksi, menetapkan standart dan membandingkannya dengan
penampilan serta memperbaiki kekurangan yang terjadi.
Berdasarkan prinsip diatas maka hendaknya manajer
keperawatan bekerjasama dengan perawat dan staf dalam perencanaan dan
pengorganisasian untuk mencapai tujuan yang telah dicapai sebelumnya
5.
Pilar – pilar dalam Model Praktik Keperawatan
Professional (MPKP)
Dalam model praktik keperawatan professional terdiri
dari empat pilar diantaranya adalah:
a. Pilar I :
pendekatan manajemen keperawatan
Dalam model
praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar praktik
perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen
terdiri dari:
1)
Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai
di ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana
jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan)
2)
Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi,
jadwal dinas dan daftar alokasi pasien.
3)
Pengarahan
Dalam
pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan iklim motifasi,
manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post conference,
dan manajemen konflik
4)
Pengawasan
5)
Pengendalian.
b.
Pilar II: sistem penghargaan
Manajemen
sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional berfokus
pada proses rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf
perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada
penambahan perawatan baru.
c.
Pilar III: hubungan professional
Hubungan
professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan) dalam
penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya
hubungan professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk
pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan dan lain – lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal
adalah hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
d.
Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan
Salah satu pilar praktik
professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan mengunakan manajemen
asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan
di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan
6.
Proses Manajemen
Keperawatan
Proses manajemen keperawatan menurut Nursalam (2007) yaitu:
1)
Pengkajian- pengumpulan data
Pada tahap ini seseorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan
informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah saki
atau puskesmas):’’ tenaga keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan yang
akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatn secara keseluruhan. Manajer
perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai suatu
tujuan melalui usaha orang lain.
2)
Perencanaan
Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksud untuk menentukan
kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menehgakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan
yang dibutuhkan.
3)
Pelaksanaan
Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui orang lain, maka
tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer
memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.
4)
Evaluasi
Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan organisasi yang telah ditetapkan serta
mengidentifikasi faktor – faktor yang menghambat dan mendukung
dalam pelaksanaan.
PERUBAHAN
PENATAAN MODEL PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pelayanan asuhan
keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi organisasi
pelayanan kesehatan. Saat ini terdapat suatu keinginan untuk mengubah sistem
pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi. Dengan meningkatnya
pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan
keperawatan berdasarkan pada isu di masyarakat.
Sejak diakuinya
keperawatan sebagai profesi dan ditumbuhkannya Pendidikan Tinggi Keperawatan
(DIII Keperawatan, PSIK) dan berlakunya Undang-undang No. 23 Tahun 1992, dan
Permenkes No. 1239/2001; proses registrasi dan legislasi keperawatan, sehingga
diharapkan UU Praktik Keperawatan di masa depan, adalah bentuk pengakuan adanya
kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional.
Akan tetapi pelaksanaan Permenkes tersebut masih perlu
mendapatkan persiapan-persiapan yang optimal oleh profesi keperawatan. Hal ini
disebabkan adanya beberapa kendala yang dihadapi, meliputi:
1)
Belum adanya pengalaman dalam
memberikan pengakuan terhadap praktik keperawatan;
2)
Belum dipahami wujud dan batasan
dari praktik keperawatan sebagai praktik keperawatan profesional;
3)
Jenis dan sifat praktik
keperawatan profesional yang harus dikembangkan.
Bertolak dari keadaan di atas, maka perlu dikembangkan adanya
model praktik keperawatan yang perlu dan pantas diujicobakan, kemudian
dikembangkan. Hal ini bisa dicapai dengan memberikan pengalaman belajar Praktik
Klinik kepada mahasiswa (DIII, Ners), sehingga diharapkan mutu pelayanan
kesehatan bisa meningkat.
1.
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Keperawatan
Setiap upaya untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan, kita selalu berbicara mengenai kualitas, karena kualitas
sangat diperlukan untuk:
1)
Meningkatkan asuhan keperawatan
kepada pasien/konsumen.
2)
Menghasilkan keuntungan
(pendapatan) institusi.
3)
Mempertahankan eksistensi
institusi.
4)
Meningkatkan kepuasan kerja.
5)
Meningkatkan kepercayaan
konsumen/pelanggan.
6)
Menjalankan kegiatan sesuai
aturan/standar.
2.
Pelaksanaan
Standar Praktik Keperawatan
Standar
Praktik Keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes RI (1995) yang terdiri
atas beberapa standar.
Menurut JCHO: Joint
Commission on Accreditation of Health care Organisation (1999: 1: 4:
249-54) terdapat 8 standar tentang asuhan keperawatan.
Standar
intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan keperawatan dalam upaya
pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14 KDM dari Henderson).
1.
Oksigen
2.
Cairan dan elektrolit
3.
Eliminasi
4.
Kebersihan dan kenyamanan fisik
5.
Keamanan
6.
Istirahat dan tidur
7.
Gerak dan jasmani
8.
Spiritual
9.
Emosional
10. Komunikasi
11. Mencegah
dan mengatasi resiko psikologis
12. Pengobatan
dan membantu proses penyembuhan
13. Penyuluhan
14. Rehabilitasi
3. Model Praktik
Praktik
(1) Praktik Keperawatan Rumah Sakit
Perawat profesional (Ners) mempunyai wewenang dan tanggung jawab
melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan sikap dan kemampuannya.
Perlu dikembangkan pengertian praktik keperawatan rumah sakit dan lingkup
cakupannya sebagai bentuk praktik keperawatan profesional, proses dan prosedur,
registrasi, dan legislasi keperawatan.
(2) Praktik
Keperawatan Rumah
Bentuk Praktik Keperawatan Rumah diletakkan pada pelaksanaan
pelayanan/asuhan keperawatan sebagai kelanjutan dari pelayanan rumah sakit.
Dilakukan oleh perawat profesional rumah sakit, atau melalui pengikutsertaan
perawat profesional yang melakukan praktik keperawatan berkelompok.
(3) Praktik
Keperawatan Berkelompok
Dengan pola yang diuraikan dalam pendekatan dan pelaksanaan praktik
keperawatan rumah sakit dan rumah, beberapa perawat profesional membuka praktik
keperawatan selama 24 jam kepada masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan
untuk mengatasi berbagai bentuk masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat.
Bentuk praktik keperawatan ini dipandang perlu di masa depan, karena adanya
pendapat, lama hari rawat di rumah sakit perlu dipersingkat mengingat biaya
perawatan di rumah sakit diperkirakan akan terus meningkat.
(4) Praktik
Keperawatan Individual
Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan yang sama seperti yang diuraikan
untuk praktik keperawatan rumah sakit. Perawat profesional senior dan
berpengalaman dapat secara mandiri/perorangan membuka praktik keperawatan dalam
jam praktik tertentu untuk memberi asuhan keperawatan khususnya konsultasi
dalam keperawatan bagi masyarakat yang memerlukan. Bentuk praktik keperawatan
ini sangat diperlukan oleh kelompok/golongan masyarakat yang tinggal jauh
terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya yang dikembangkan
pemerintah.
PERUBAHAN MODEL SISTEM PEMBERIAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan yang
terjadi di Indonesia, maka model sistem asuhan keperawatan harus berubah
mengarah pada suatu praktik keperawatan profesional. Model sistem asuhan
keperawatan yang dapat dikembangkan adalah
1.
Tim,
2.
Primer,
3.
Kasus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar